KUNINGAN, KOMPAS.com – Bulog Kantor Cabang Cirebon mendistribusikan jagung bersubsidi untuk puluhan peternak ayam petelur di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa (21/6/2022). Jumlah jagung bersubsidi yang diberikan sebanyak 340 ton untuk 22 orang peternak. Kepala Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika, menyampaikan, pendistribusian jagung bersubsidi untuk peternak ayam petelur di Kabupaten Kuningan, berlangsung selama bulan Juni. Bulog mendistribusikan langsung ke kandang-kandang peternak yang dinyatakan sebagai penerima.
“Dalam hal ini, kami, Bulog Kantor Cabang Cirebon, hanya menjalankan mandat dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Kami salurkan langsung ke masing-masing kandang peternak yang dinyatakan sebagai penerima. Jadi peternak tinggal menunggu di lokasi,” kata Budi kepada Kompas.com saat ditemui di Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan, Selasa (21/6/2022). Budi menjelaskan, peternak menebus jagung subdisi ini Rp 4.500 per kilogram. Sedangkan harga di pasaran berkisar Rp 5.300 – 5.600 per kilogram. Setelah jagung-jagung ini didistribusikan, harga telur ayam di pasaran diharapkan tidak terlampau tinggi hingga membuat banyak masyarakat mengeluh.
Pasalnya, berdasarkan hasil rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Cirebon Raya, Bank Indonesia, dan juga Badan Pusat Statistik Cirebon, telur ayam menjadi faktor tingginya inflasi. Telur ayam menduduki posisi atas di antara beberapa item penyumbang inflasi. “Harga telur ayam yang tinggi, berkontribusi terhadap Inflasi Cirebon Raya. Dengan adanya program ini, peternak bisa lebih terbantu terhadap penentuan harga. Dan utamanya harga telur tidak liar,” harap Budi. Budi bersama tim, menargetkan distribusi jagung bersubsidi ini harus selesai dan tuntas di bulan Juni 2022. Sebanyak 100 ton sudah selesai didistribusikan, tersisa 240 ton lagi. Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Kuningan, Dadan Bahrul Umam, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, dan juga Bulog Cirebon yang telah mendistribusikan jagung subdisi. Jagung bersubsidi ini sangat bermanfaat dan membantu para peternak ayam petelur. Pasalnya, peternak dapat menghemat biaya produksi. Hari ini bila, Dadan membeli jagung yang tidak bersubsidi senilai sekitar Rp5.500 per kilogram. Sementara, Dadan hanya perlu menebus jagung bersubsidi ini senilai Rp 4.500 perkilogram. Dadan bisa menghemat sekitar Rp 1.000 untuk tiap satu kilogram. “Terima kasih karena pemerintah telah menginformasikan adanya program bantuan jagung bersubsidi. Informasi ini langsung saya kirimkan ke seluruh anggota paguyuban. Mereka sangat antusias karena merasa sangat terbantu,” kata Dadan di lokasi yang sama.
Namun, dari total 34 peternak yang diinformasikan, hanya 22 peternak yang memenuhi syarat sebagai penerima jagung bersubsidi. Beberapa syarat antara lain: populasi peternak di bawah 11.500 ekor, peternak harus mendapatkan surat rekomendasi dari pemerintah desa, dan beberapa syarat lainya. Dadan menyebut, hingga saat ini yang tergabung di paguyuban ada sekitar 50 orang peternak. Namun, bila dijumlahkan seluruhnya, mungkin ada sebanyak 100 peternak yang berada di seluruh wilayah Kabupaten Kuningan. Dadan mengharapkan, seluruh peternak ayam petelur Kabupaten Kuningan, bergabung dalam paguyuban. Pasalnya, paguyuban ini menjadi wadah untuk saling tukar informasi dan juga berjuang menyejahterakan para peternak. “Organisasi ini bertujuan menyejahterakan peternak, contohnya bantuan jagung subsidi ini agar semua peternak dapat memanfaatkan momentum ini. Karena, apabila para peternak sendiri-sendiri, tidak tergabung dalam satu paguyuban, informasi ini akan sulit disebarluaskan,” tambah Dadan.
Dengan subsidi ini, kata Dadan, peternak ayam petelur dapat menurunkan harga pokok biaya produksi. Dadan juga berharap setelah jagung bersubsidi, peternak dapat mengurangi tingkat kerugian beberapa waktu lalu yang dipicu harga pakan-pakan yang naik.