Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menjamin produksi beras yang dihasilkan tetap berkualitas hingga ke tangan masyarakat.
Hal itu dilakukan Bulog dengan menjaga harga gabah dan beras agar tidak di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) pada tingkat petani.
Tak cuma itu, sekalipun Sultra dalam kondisi cuaca hujan, beras yang dihasilkan dijamin akan tetap stabil dan berkualitas.
Pimpinan Wilayah Bulog Sultra, Siti Mardati Saing mengatakan hal itu karena mesin yang digunakan sudah berbasis modern sehingga beras yang dihasilkan memiliki kualitas premium.
“Kami selalu memberikan pengetahuan serta edukasi kepada para penggiling dan juga mitra agar selalu menghasilkan beras yang berkualitas dan juga diminati masyarakat,” ucapnya, Jumat (17/6/2022).
Siti Mardati menuturkan untuk memastikan beras itu cukup maka tiap tahunnya cadangan beras pemerintah melalui Bulog sebanyak 1,2 juta ton di seluruh Indonesia.
Khusus di Provinsi Sultra cadangan beras tersebut yang telah terserap mencapai 36 ribu ton, saat ini per Mei 2022 masih 16 ribu ton atau 45 persen dari serapan yang diberikan pemerintah.
“Serapan tersebut tentunya murni dari produksi petani lokal di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra),” tuturnya.
Kata Pimpinan Wilayah Bulog Sultra ini, pihaknya memastikan ketersediaan beras di Sultra aman hingga 7 bulan ke depan sehingga masyarakat tak perlu panik.
Tercukupinya produksi beras di Sultra, tentunya membuat wilayah berjuluk Bumi Anoa ini dirasa mampu mandiri dalam hal produksi beras, sehingga tidak lagi bergantung dari daerah lain.
Tentunya hal itu, ditopang dari seluruh kabupaten kota yang ada di Sultra terutama industri beras di Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, dan Konawe Selatan.
“Untuk produksi lokal sangat tercukupi, bahkan beberapa tahun lalu Sultra mengirim beras ke Gorontalo,” katanya.
Siti Mardati Saing menjelaskan program Bulog Sultra dalam menjaga stabilitas pangan di wilayah kerjanya, salah satunya terus memperbanyak outlet.
Hal ini, karena semakin banyak beras yang didistribusikan ke masyarakat, maka semakin banyak juga yang akan diserap ke petani.
Selain itu, pihaknya terus gencar-gencarnya mensosialisasikan kepada masyarakat terkait beras lokal tidak kalah dengan beras lainnya.
“Karena tugas Bulog yakni menyediakan dan menstabilkan pangan dengan memberikan harga yang lebih murah khususnya di Sultra,” katanya.
Sementara itu, guna memberikan beras berkualitas dan sehat, Bulog juga memperkenalkan beras Fortivit.
Beras Fortivit ini mengandung sedikit karbohidrat, tetapi kaya akan kandungan mikronutrien seperti vitamin A, vitamin B1, B3, B6, B12, asam folat, zat besi, dan seng (Zn).
“Di dalam beras Fortivit ini juga sudah terdapat vitamin yang terkandung di dalamnya,” ungkap Siti Mardati Saing.
Sehingga, katanya, sangat sesuai dikonsumsi dalam pola gaya hidup sehat yang berkelanjutan dan sebagai upaya mengoptimalkan peningkatan imun tubuh.
“Bulog juga telah bekerja sama dengan BKKBN untuk mencegah stunting di Indonesia, khususnya di Sultra dalam rangka mendukung program Dapur Sehat Anti Stunting,” bebernya.
Siti Mardati menekankan beras Fortivit ini berasal dari petani lokal dengan kualitas premium yang dikemas dengan berat satu kilogram.
Untuk diketahui, selain beras, Bulog menyediakan bahan pangan lainnya seperti gula pasir, minyak goreng kemasan, minyak curah hingga tepung terigu, tetapi sifatnya by order. (*)